Kamis, 28 April 2011

MAKNA TEMBANG ILIR-ILIR


Tembang yang sudah ada ratusan tahun dan populair dikalangan masyarakat jawa ini, konon gubahan Kanjeng Sunan Kalijogo.
Tembang rakyat yang punya nilai seni tinggi ini mengandung makna yang mendalam kurang lebih sebagai berikut :

Ilir-ilir, Ilir-ilir, tandure wus sumilir
(Bangunlah, bangunlah, tanamannya sudah bersemi)
Maksudnya :
 Ayo segera bangun, menyambut  telah diterimanya ajaran islam yang dibawa para wali bersamaan dengan  jatuhnya Majapahit.

Tak ijo royo-royo, tak sengguh temanten anyar
( Warnanya menghijau , (menarik hati indah dipandang) bagaikan pengantin baru)
Maksudnya :
 Hijau yang melambangkan keislaman, bagaikan pengantin baru yang menarik hati bagi  yang melihatnya dan membawa kebahagiaan bagi orang-orang disekitarnya, karena islam adalah rahmatan lil’alamin

Cah angon, cah angon, penekna blimbing kuwi
(Anak gembala, anak gembala, tolong panjatkan pohon belimbing itu)
Maksudnya:
Yang maksud anak gembala adalah para pemimpin ,  belimbing adalah buah bersegi lima, yang merupakan simbol dari rukun islam dan sholat lima waktu. Disini para pemimpin diperintahkan memberi contoh kepada rakyatnya dengan menjalankan rukun Islam yang lima itu, dan sholat lima waktu.

Lunyu-lunyu penekna kanggo mbasuh dodot ira
(Licin-licin panjatkan, untuk mencuci kain dodot mu)
Maksudnya:
Walau susah karena belum terbiasa menjalankan rukun islam  tetap kerjakanlah demi untuk membersihkan “dodot”, yang dimaksud dodot adalah pakaian , dan bagi orang jawa agama itu juga ibarat ageman. Jadi maksudnya untuk membersihkan diri dari salah dan dosa karena menjalankan kebiasaan atau upacara yang tidak benar bila dipandang dari agama islam.

Dodot ira, dodot ira kumitir bedah ing pingggir
( Kain dodotmu, kain dodotmu, melambai lambai karena telah robek di pinggirnya)
Maksudnya :
Dipandang dari agama islam  tatanilai moral dan kebiasaan sehari-hari sudah tidak benar. Yang di ibaratkan dengan pakaian (ageman)yang telah rusak dan robek-robek.

Dondomana, jlumatana, kanggo seba mengko sore
( Jahitlah, tisiklah untuk dipakai saat menghadap (Gusti) nanti sore)
Maksudnya :
 Agar  memperbaiki kehidupan beragamanya yang telah rusak tadi dengan cara menjalankan ajaran agama Islam secara benar, untuk bekal menghadap Allah SWT di hari nanti.

Mumpung gedhe rembulane, mumpun jembar kalangane
(
Selagi rembulan masih besar dan terang, selagi tempat masih luas dan lapang)
Maksudnya:
Selagi masih di beri kesempatan dan umur, dan dimudahkan karena adanya kemampuan dan fasilitas.

Ya suraka, surak hiya
(Mari, bersoraklah, bersorak bergembira)
Maksudnya :
 Bila kita telah memperbaiki kehidupan beragama dengan benar, insya Allah kita akan berbahagia saat menghadap Allah SWT.

            Demikian kurang lebih makna tembang Ilir-ilir, Wallohu a’lam bi shawab.

Enha1030yk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar